Persalinan Normal vs Bedah Caesar


Menjelang persalinan, setiap calon ibu dihadapkan pada berbagai pilihan, termasuk metode melahirkan. Melahirkan normal dan bedah Caesar merupakan dua metode yang paling umum, namun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Apa saja perbedaan mendetail yang perlu diketahui sebelum memutuskan metode mana yang tepat? Yuk, kita simak penjelasan dari Dr. dr. Liva Wijaya, Sp.OG, tentang berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk manfaat dan tantangan dari kedua metode persalinan ini.

💡 Apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan dari Persalinan Normal vs Bedah Caesar?

Kelebihan Persalinan Normal

  1. Perawatan rumah sakit lebih singkat, berkisar 24-48 jam tergantung dari keadaan ibu hamil
  2. Komplikasi operasi lebih rendah; persalinan normal dapat mengurangi risiko pendarahan, infeksi, luka parut, risiko pembiusan dan efek samping penggunaan obat nyeri.
  3. Masa pemulihan yang lebih cepat, baik secara fisik dan psikologis; pada persalinan normal tanpa komplikasi, 2 jam setelah melahirkan, pasien sebenarnya sudah bisa mencoba mobilisasi.
  4. Merangsang sistem imun bayi lebih baik; persalinan melalui operasi sesar akan mengubah kolonisasi bakteri di usus, hal ini akan menyebabkan perbedaan respon imun bayi di masa yang akan datang.
  5. Persalinan normal berhubungan dengan fungsi hormonal dan endokrinologis anak lebih baik seperti regulasi pernapasan, gula darah, dan suhu tubuh.
  6. Mengurangi kebutuhan anti nyeri berlebih
  7. Risiko komplikasi di kehamilan yang mendatang akan lebih rendah. Persalinan dengan bedah sesar meningkatkan risiko kehamilan dengan plasenta akreta dan robekan rahim.
  8. Memungkinkan menyusui dalam waktu yang cepat, bonding antar ibu dan anak lebih cepat terjadi. Pada persalinan normal tanpa komplikasi, bayi baru lahir langsung bisa di letakkan di dada ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini.
  9. Memungkinkan perawatan bayi baru lahir lebih cepat.

Kekurangan Persalinan Normal

  1. Waktu bersalin yang tidak pasti. Selain waktu dimulainya persalinan bisa kapan saja saat kehamilan cukup bulan, perjalanan persalinan juga bisa mengalami hal yang tidak terduga. Persalinan bedah sesar dilakukan apabila pada saat proses bersalin mengalami kendala seperti persalinan tidak maju, gawat janin, atau keadaan lain yang menyebabkan kegawatan pada ibu dan janin.
  2. Nyeri bersalin, meskipun saat ini dapat dikurangi dengan penggunaan Intra Labour Anesthesia. Pada dasarnya, apabila kontraksi rahim datang secara gradual, ibu dapat melakukan adaptasi terhadap nyeri bersalin. Ada beberapa cara untuk mengurangi nyeri bersalin tanpa obat-obatan.
  3. Risiko persalinan normal seperti robekan perineum/ trauma jalan lahir, inkontinensi urine post partum, persalinan macet, dan trauma pada bayi. Masing-masing risiko tersebut dapat dicegah dan dikurangi dengan pemeriksaan dan persiapan sebelum persalinan yang adekuat, observasi yang baik mengenai kemajuan persalinan dan keadaan janin, serta fasilitas dan sistem kegawat daruratan kebidanan yang baik di RS atau tempat bersalin.
  4. Risiko jangka panjang seperti prolaps organ panggul dan nyeri luka daerah perineum. Risiko prolaps organ panggul dapat dikurangi dengan melakukan penguatan otot-otot panggul setelah melahirkan.

Kelebihan Bedah Caesar

  1. Sangat baik untuk proses penyelamatan bayi dan pencegahan komplikasi persalinan normal terhadap ibu dan bayi seperti keadaan gawat janin, prolaps tali pusat, dan trauma jalan lahir ibu. bedah sesar memungkinkan untuk melahirkan bayi dalam waktu yang cepat apabila proses mempercepat lahirnya bayi seperti persalinan dengan vakum dan forceps tidak bisa dilakukan.
  2. Lingkungan yang terkontrol. Dengan bedah caesar, ibu dan keluarga bisa mengetahui waktu dan proses bersalin dengan jelas. Hal ini dapat mengurangi kecemasan ibu dan keluarga
  3. Waktu yang lebih fleksibel.
  4. Meskipun ada efek anestesia, inisiasi menyusu dini dan bonding ibu anak dapat cepat terjadi karena adanya SC ERACS.

Kekurangan Bedah Caesar

  1. Risiko operasi; bedah caesar memiliki risiko infeksi, pendarahan, luka terbuka/ terinfeksi, dan komplikasi yang berhubungan dengan anestesi
  2. Waktu pemulihan yang lebih lama, hal ini dapat dikurangi dengan melakukan metode SC ERACS. Waktu rawat menjadi lebih pendek sekitar 48 -72 jam setelah SC.
  3. Risiko di kehamilan yang akan datang menjadi lebih tinggi.
  4. Risiko kelainan pernapasan bayi; hal ini terjadi apabila penjadwalan operasi dilakukan sebelum 38 minggu kehamilan
  5. Risiko mengalami pembekuan darah terutama pada pasien yang tidak melakukan mobilisasi lebih cepat.
  6. Risiko pengggunaan berbagai anti nyeri meningkat.
Perawatan pasca melahirkan juga sangat penting ya moms

💡 Jadi apa perbedaan perawatan pasca melahirkan antara persalinan normal dan bedah sesar?

Persalinan normal

  1. Menjaga kebersihan badan dan luka
  2. Perawatan luka; cuci cebok bersih di daerah luka, boleh diberikan sabun khusus daerah kewanitaan pada saat membersihkan luka. Setelah bersih, aproksimasi jaringan luka menjadi lebih baik sehingga penyembuhan luka lebih cepat.
  3. Antibiotic dan antinyeri sesuai preskripsi.
  4. Asupan gizi yang baik.

Persalinan bedah sesar

  1. Menjaga kebersihan badan
  2. Perawatan luka: perban luka akan dibuka 7 hari setelah melahirkan. Pasien harus datang lebih cepat apabila terdapat rembesan darah / nanah pada perban penutup.
  3. Antibiotic dan antinyeri sesuai preskripsi.
  4. Asupan gizi yang baik.

💡 Kapan bedah sesar diperlukan dan apa saja indikasinya?

Indikasi Bedah Sesar

  1. Indikasi ibu: pendarahan akibat plasenta previa, vasa previa, lepasnya plasenta, dan robekan rahim; kejang akibat peningkatan tekanan darah ibu; persalinan memanjang; ketidak seimbangan panggul dan kepala bayi, sesak akibat serangan asma/ kelainan jantung, dan kegawatan/ indikasi medis yang lain yang menyebabkan ibu tidak bisa melahirkan secara normal dengan cepat.
  2. indikasi bayi: gawat janin, persalinan prematur, malposisi/ malpresentasi, seperti letak lintang, puncak kepala, sungsang pada anak pertama, dan kehamilan kembar dengan posisi terbawah bukan letak kepala.
  3. Bayi dengan ukuran besar
  4. Psikis ibu yang tidak memungkinkan untuk persalinan normal.

💡 Jadi, bagaimana cara yang tepat untuk memilih metode persalinan ya, Dok?

Cara memilih metode persalinan

Sekitar 60-80% kehamilan dapat berakhir dengan persalinan secara normal, tergantung dari keadaan ibu dan janin. Secara medis, persalinan bedah sesar dianjurkan pada keadaan dimana persalinan normal tidak memungkinkan. Sangat disarankan, ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan kesehatan ibu dan janin baik sehingga memiliki kondisi yang prima untuk menghadapi persalinan normal.

Pada trimester akhir akan dilakukan pemeriksaan keadaan janin, posisi janin terhadap panggul, letak plasenta, pemeriksaan panggul ibu, dan keadaan ibu secara keseluruhan. Faktor- faktor tersebut yang menjadi pertimbangan bagaimana persalinan akan dilakukan.

💡

Selain itu, selama kehamilan, psikis ibu harus dipersiapkan untuk membantu kelancaran persalinan normal. Kerjasama antara tenaga kesehatan, ibu hamil, suami, dan keluarga dapat meningkatkan kesuksesan persalinan normal.

dokter Livi

Meet the Expert – Dr. dr. Liva Wijaya, Sp.OG

Dokter Liva merupakan seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang aktif melayani pasien di Rs mitra keluarga kemayoran, MBRIO IVF clinic RS Mitra keluarga Kelapa Gading dan Tzu Chi Hospital .

Ikuti Parentsworld di Instagram agar Parents bisa mendapatkan tips tentang parenting terbaru!

Photo Source: Canva





News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *